Uwais Al Qarni, Pemuda Penghuni Langit dan Pemimpin Para Tabiin.
Halo selamat datang kembali di brebes.net semoga menginspirasi aktivitas anda hari ini pada artikel kali ini kita akan membahas sebuah kisah teladan yaitu kisah pemuda yang disebut Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sebagai penghuni langit dan sebagai pemimpin para tabiin Siapakah Pemuda tersebut Amalan apa yang dilakukannya sehingga Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menyebutnya sebagai penghuni langit dan sebagai pemimpin para tabiin untuk mengetahui kisah selengkapnya nonton artikel ini hingga akhir Pemuda tersebut adalah Uwais al Qarni Uwais al Qarni memiliki nama lengkap Abu amrud Uwais bin Amir bin jaza Al Qarni Al Muradi Al yamani adalah penduduk dari koran di Yaman Ia lahir pada tahun 594 masehi dari bani Murad dan meninggal pada tahun 657 masehi
dimakamkan di rokah tepatnya di Suriah Uwais al Qarni juga pernah ikut dalam perang shiffin Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memang tidak pernah bertemu dengan Uwais al Qarni namun nama always disebut oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan tinggal di Yaman dengan ibunya setelah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam wafat Uwais al Qarni baru bisa pergi ke Mekkah mengantarkan ibunya melaksanakan ibadah haji Uwais al Qarni mendapatkan ujian berupa penyakit sopak seluruh tubuhnya menjadi belang-belang karena penyakit sopak tersebut Ibunya sudah tua dan sakit lumpuh namun Uwais al Qarni senantiasa merawat ibunya dengan telaten dan penuh kesabaran dia juga berusaha selalu memenuhi semua permintaan ibunya yang lumpuh itu tapi hanya satu permintaan yang belum dikabulkan dan kesulitan untuk memenuhinya wahai anakku Uwais mungkin aku tidak akan lama lagi bisa bersamamu Tolong ikhtiarkan agar ibu dapat mengerjakan Ibadah Haji kata ibunya setelah
mendengar per dari ibunya tersebut Uwais terdiam dan termenung memikirkan caranya agar sang Ibu bisa menunaikan ibadah haji jika memakai kendaraan berupa unta maupun keledai jelas tidak mungkin karena tidak punya biaya Jalan satu-satunya yakni menggendong ibunya dari kota kelahirannya yaitu Alkan diaman Meski Harus menempuh jarak yang sangat jauh perjalanan menuju ke Makkah di mana jarak antara Yaman ke Mekkah diperkirakan sejauh 119 KM selain itu juga akan melewati Padang tandus yang luas dan sangat panas setelah berpikir cukup lama mencari jalan keluarnya kemudian Uwais memutuskan untuk membeli anak lembu dan membuatkan kandang di puncak bukit setiap pagi UAS bolak-balik menggendong anak lembut tersebut naik turun Bukit Bahkan ia sampai disebut gila oleh orang-orang yang melihat tingkah lakunya kemudian Uwais al Qarni menggendong ibunya setelah 8 bulan berlalu dan masuk pada
musim Haji lembu milik Uwais pun beratnya telah mencapai 100 kg begitupun dengan otot UAS yang semakin kuat ia semakin bertenaga mengangkat barang akhirnya orang-orang pun mengetahui maksud dari Uwais menggendong lembunya setiap hari itu ternyata ia sedang latihan untuk menggendong ibunya Uwais pun menggendong ibunya berjalan dari Yaman menuju ke Mekkah begitu besar cintanya Uwais terhadap ibunya ia rela menempuh perjalanan yang jauh dan tidak mudah itu hanya demi ibunya ketika Wukuf pun Uwais dengan tegap dan gagah Ia tetap menggendong ibunya melaksanakan wukuf di Ka'bah melihat perjuangan anaknya tersebut ibunya pun terharu dan bercucuran air mata bahagia telah melihat Baitullah sebelum ia meninggal di hadapan Ka'bah Uwais berdoa ya Allah Ampunilah semua dosa Ibuku kemudian ibunya pun bertanya Lalu bagaimana dengan dosamu lalu UAS menjawab dengan terampuninya dosa Ibu
maka ibu akan masuk surga cukuplah riba dari ibu yang akan membawaku ke surga seketika itu juga kita sopannya sembuh atas izin Allah Subhanahu Wa Ta'ala hanya Tertinggal bulatan putih di tengkuknya yang mana buratan putih tersebut sengaja disisakan sebagai tanda bagi Umar Bin Khattab dan Ali Bin Abi Thalib agar dapat mengenali UAS alqornitular ketiga dalam perjalanan pulang dan sampai di kota Madinah segera ia mencari rumah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam setelah ia menemukan rumah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam kemudian keluarlah seseorang serai yang membalas salamnya segera saja UAS al Qarni menanyakan nabi yang ingin dijumpainya Namun ternyata nabi tidak berada di rumahnya beliau sedang berada di medan pertempuran UAS al-qarni hanya dapat
bertemu dengan sayyidatina Aisyah radhiyallahu anha yaitu istri Nabi Betapa kecewanya hati Uwais dari jauh Ia datang untuk berjumpa langsung dengan Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam tetapi beliau tidak dapat dijumpainya dalam hati Uwais al Qarni bergojo lalat pada saat ingin menunggu kedatangan nabi dari medan perang tapi Kapankah Nabi pulang sedangkan masih terngiang di telinganya pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan itu agar ia cepat pulang ke Yaman engkau harus lepas pulang kata ibunya akhirnya karena ketaatannya kepada ibunya pesan ibunya mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa dengan nabi karena hal itu tidak mungkin Uwais al Qarni dengan terpaksa pamit kepada sayyidatina Aisyah radhiyallahu anha untuk segera pulang kembali ke Yaman dia hanya menitipkan salamnya untuk Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam setelah itu Uwais pun segera berangkat pulang Mengayunkan langkahnya dengan perasaan amat sedih dan terharu peperangan telah usai dan nabi pulang menuju Madinah sesampainya di rumah
nabi menanyakan kepada Siti Aisyah radhiyallahu anha tentang orang yang mencarinya nabi mengatakan bahwa Uwais anak yang taat kepada ibunya Ia adalah penghuni langit mendengar perkataan nabi Siti Aisyah radhiyallahu anha dan para sahabat ter tahun menurut keterangan Siti Aisyah radhiyallahu anha Memang benar ada yang mencari nabi dan segera pulang ke Yaman karena Ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama kemudian Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam melanjutkan keterangannya tentang Uwais al Qarni penghuni langit itu kepada sahabatnya kalau kalian ingin berjumpa dengan dia perhatikanlah Ia mempunyai tanda putih di tengah telapak tangannya sesudah itu nabi memandang kepada Ali Bin Abi Thalib dan Umar Bin Khattab Seraya berkata suatu ketika apabila kalian bertemu dengan dia Mintalah doa dan istighfarnya dia adalah penghuni langit bukan orang bumi setelah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam wafat dan Umar Bin Khattab
menggantikan Abu Bakar sebagai khalifah beliau pun mengingatkan kepada Ali Bin Abi Thalib tentang UAS al Qarni yang diceritakan nabi setiap khalifah Yaman datang dua sahabat ini selalu menanyakan tentang Uwais al Qarni rombongan kafilah dari ya menuju Syam silih berganti membawa barang dagangan mereka suatu ketika UAS al Qarni turut bersama mereka rombongan kafilah itupun tiba di kota Madinah melihat Ada rombongan kafilah yang baru datang dari Yaman segera Khalifah Umar Bin Khattab dan Ali Bin Abi Thalib mendatangi mereka dan menanyakan apakah UAS alkani turut bersama mereka rombongan kafilah itu mengatakan bahwa Uwais ada bersama mereka Dia sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota mendengar jawaban itu Khalifah Umar dan Ali Bin Abi Thalib segera pergi menjumpai Uwais al Qarni Sesampainya di kemah tempat Uwais berada Khalifah Umar dan Ali Bin Abi Thalib memberi salam tapi rupanya
UAS sedang salat setelah mengakhiri salatnya dengan salam UAS menjawab salam Khalifah Umar dan Ali Bin Abi Thalib sambil mendekati kedua sahabat nabi tersebut dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman sewaktu berjabatan khalifah dengan segera membalikkan telapak tangan Uwais seperti yang pernah dikatakan nabi memang benar adalah tanda putih di telapak tangan Uwais al Qarni wajah Uwais nampak bercahaya benarlah seperti sabda Nabi bahwa ia adalah penghuni langit kemudian Khalifah Umar Bin Khattab dan Ali Bin Abi Thalib menanyakan namanya dan dijawab Abdullah mendengar jawaban Uwais mereka tertawa dan mengatakan kami juga Abdullah yakni hamba Allah tapi Siapakah namamu yang sebenarnya Uwais kemudian berkata Nama saya Uwais al Qarni dalam pembicaraan mereka diketahuilah bahwa ibu Uwais telah meninggal dunia Itulah sebabnya Ia baru dapat turut bersama rombongan kafilah dagang saat itu akhirnya Khalifah Umar dan Ali Bin Abi Thalib memohon agar UAS membacakan
doa dan istighfar untuk mereka UAS enggan dan dia berkata kepada khalifah Sayalah yang harus meminta doa kepada kalian mendengar perkataan Uwais khalifah berkata kami datang ke sini untuk mohon doa dan istighfar dari Anda seperti dikatakan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sebelum wafatnya karena desakan sahabat ini UAS al Qarni akhirnya mengangkat tangan berdoa dan membacakan istighfar setelah itu Khalifah Umar berjanji untuk menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais untuk jaminan hidupnya segera saja UAS menampik dengan berkata hamba mohon supaya hari ini saja hampir diketahui orang untuk hari-hari selanjutnya biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi Subhanallah ini merupakan sebuah kisah yang mengharukan kisah teladan yang patut dicontoh kisah Uwais al Qarni menggendong ibunya naik haji dari Yaman ke Mekkah banyak mengandung hikmah karena Bakti dan ketaatan kepada ibunya UAS alkarni pun disebut Rasulullah Sallallahu Alaihi
Wasallam sebagai penghuni langit Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam juga menyematkan UAS al Qarni sebagai pemimpin para tabiin hikmah dari kisah uwas Al Qarni adalah Uwais al Qarni merupakan sosok pribadi yang sangat sederhana hidupnya tidak bergelimang dengan harta ujian hidup yang dialami diterima dengan ikhlas dengan tetap tidak meninggalkan usaha dan kerja keras untuk keluar dari ujian itu termasuk ketika diuji penyakit kusta oleh Allah subhanahu wa ta'ala Uwais awkarin juga merupakan figur yang sangat hormat dan taat kepada ibunya sebagian hidupnya digunakan untuk merawat dan mendampingi ibu yang sangat disayangi demikianlah kisah UAS al Qarni yang menggendong ibunya Naik Haji yang sarat akan hikmah Semoga kita bisa mengambil banyak pelajaran dari kisah ini sekian artikel kali ini Terima kasih sudah membaca artikel ini jangan lupa share ke yang lainya yah semoga jadi ladang amal kebaikan wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Posting Komentar untuk "Uwais Al Qarni, Pemuda Penghuni Langit dan Pemimpin Para Tabiin."