Cerita Istri Nabi Zainab Binti Jahsy Yang Panjang Tangan
Brebes.net - Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Selamat datang kembali di artikel selanjutnya tentang artikel kali ini kita akan membahas kisah istri rasulullah yang panjang tangannya alias perempuan yang dermawan beliau merupakan perempuan Mulia beliau adalah Saidah Zainab binti jasi untuk mengetahui kisah selengkapnya nonton video ini sampai selesai lahir di Mekkah 20 tahun sebelum kenabian Ayahnya adalah jahe Dia tergolong pemimpin Quraisy yang dermawan dan berakhlak baik nasab Saidah Zainab binti jasi Saidah Zainab binti jasih bernama lengkap Zainab binti jasi Binar bin Sarah bin murah bin Kabir bin dauran bin Asad bin khuzaimah Ibu dari Sayyidah Zainab bernama umaymah
binti Abdul Muthalib Bin Hasyim bin Abdul adalah istri rasulullah yang pertama kali wafat menyusul beliau yaitu pada tahun ke-20 Hijriyah pada masa kekhalifahan Sayyidina Umar Bin Khattab dalam usianya yang ke-53 dan dimakamkan dibagi dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa Saida Zaina berkata menjelang ajalnya aku telah menyiapkan kain kafanku tetapi Umar akan mengirim untukku kain kafan maka bersedekahlah dengan salah satunya jika kalian dapat bersedekah dengan semua hak-hakku Kerjakanlah dari sisi yang lain semasa hidupnya Sayyidah Zaenab banyak mengeluarkan sedekah di jalan Allah tentang Sayyidah Zaenab Saidah Aisyah berkata Semoga Allah mengasihi Zainab dia banyak menyamaiku dalam kedudukannya di hati Rasulullah aku belum pernah melihat wanita yang lebih baik agamanya daripada Zainab Dia sangat bertakwa kepada Allah perkataannya paling jujur paling suka menyambung tali silaturahmi paling banyak bersedekah banyak mengorbankan diri dalam bekerja untuk dapat bersedekah dan selalu mendekatkan diri kepada Allah selain soda dia yang memiliki tabiat yang keras kisah-kisah Saidah Zainab binti jasi masa pertumbuhan
dan keislaman Saida Zainab binti jasi Saidah Zainab adalah wanita cantik yang dibesarkan di tengah keluarga yang terhormat sehingga tidak heran jika banyak orang-orang Quraisy menyebutnya dengan perempuan Quraisy yang cantik Saidah Zaenab termasuk wanita pertama yang memeluk agama Islam Allah pun telah menerangi hati ayah dan keluarganya sehingga memeluk Islam dia hijrah ke Madinah bersama keluarganya ketika itu dia masih gadis walaupun usianya sudah layak menikah pernikahan Saidah Zainab binti jasi dengan Zaid bin harits terdapat beberapa ayat Alquran yang memerintahkan Sayyidah Zainab dan Said melangsungkan pernikahan Saidah Zaina berasal dari golongan terhormat sedangkan Said bin Haris adalah budak rasulullah yang sangat beliau sayangi sehingga kaum muslimin menyebutnya sebagai orang kesayangan Rasulullah Zaid berasal dari keluarga Arab yang kedua orang tuanya beragama Nasrani ketika masih kecil dia berpisah dengan kedua orang tuanya karena diculik kemudian dia dibeli oleh Hakam bin Hisyam untuk bibinya yaitu Sayyidah Khadijah binti khuwailid radhiallahu anha lalu dihadiahkannya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Ayah Zaid yaitu harib senantiasa mencarinya hingga dia mendengar bahwa Said berada di rumah Rasulullah ketika Rasulullah menyuruh Said memilih antara tetap bersama beliau atau kembali pada orang tua dan Pamannya Zaid berkata Aku tidak menginginkan mereka berdua juga tidak
menginginkan orang lain yang engkau pilihkan untukku engkau bagiku adalah Ayah sekaligus Paman setelah itu rasulullah mengumumkan pembebasan Said dan pengangkatannya sebagai anak ketika Islam datang Zaid adalah orang yang pertama kali memeluk Islam dari kalangan Budha dia senantiasa berada di dekat nabi terutama Setelah dia meninggalkan Mekkah sehingga beliau sangat mencintainya bahkan Beliau pernah bersabda tentang Said orang yang aku cintai adalah orang yang telah Allah dan aku beri nikmat hadis riwayat Ahmad Allah telah memberikan nikmat kepada Said dengan keislamannya dan nabi telah memberinya nikmat dengan kebebasannya ketika Rasulullah hijrah ke Madinah beliau mempersaudarakan Zaid dengan Hamzah bin Abdul Muthalib dalam banyak peperangan Zaid selalu bersama Rasulullah dan tidak jarang pula dia ditunjuk untuk menjadi Komandan pasukan tentang Zaid Saidah Aisyah pernah berkata Rasulullah tidak mengirimkan Said ke medan perang kecuali selalu menjadikannya sebagai Komandan pasukan Seandainya dia tetap hidup beliau pasti menjadikannya sebagai pengganti beliau masih banyak riwayat yang menerangkan kedudukan Said di sisi Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam Sesampainya di Madinah beliau meminang Saidah Zainab binti jasi untuk Zaid bin haritsah semula membenci Said dan menentang menikah dengannya Begitu juga dengan saudara laki-lakinya menurut mereka bagaimana mungkin seorang gadis
cantik dan terhormat menikah dengan seorang budak Rasulullah menasehati mereka berdua dan menerangkan kedudukan Zaid di hati beliau sehingga turunlah ayat kepada mereka Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang Mukmin apabila Allah dan rasulnya telah menetapkan suatu ketetapan akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasulnya maka sungguhlah dia telah sesat sesat yang nyata Alquran surah al-ahzab ayat 36 akhirnya Saidah Zaenab menikah dengan Said sebagai pelaksanaan atas perintah Allah meskipun sebenarnya Saidah Zainab tidak menyukai Said melalui pernikahan itu Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam ingin menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan diantara manusia kecuali dalam ketakwaan dan amal perbuatan mereka yang baik pernikahan itu pun bertujuan untuk menghilangkan tradisi jahiliyah yang senang membanggakan diri dan keturunan akan tetapi tidak dapat menerima pernikahan tersebut karena ada perbedaan yang jauh diantara mereka
berdua di depan Said Saidah Zaenab selalu membangga-banggakan dirinya sehingga menyakiti hati Said Zaid menghadap Rasulullah untuk mengadukan perlakuan Saidah Zainab terhadap dirinya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menyuruhnya untuk bersabar dan Zaid pun mengikuti nasehat beliau akan tetapi dia kembali menghadap Rasulullah dan menyatakan bahwa dirinya tidak mampu lagi hidup bersama Saidah Zaenab mendengar itu beliau bersabda pertahankanlah terus istrimu itu dan bertakwalah kepada Allah Kemudian beliau mengingatkan bahwa pernikahan itu merupakan perintah Allah beberapa saat kemudian turunlah ayat pertahankan terus istrimu dan bertakwalah kepada Allah Zaid berusaha menenangkan diri dan bersabar namun tingkah laku Saidah Zaenab sudah tidak dapat dikendalikan akhirnya terjadilah talak selanjutnya sayyida sainab dinikahi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam prinsip dasar yang melatarbelakangi pernikahan Rasulullah dengan Saidah Zainab binti jasi adalah untuk menghapuskan tradisi pengangkatan anak yang berlaku pada zaman Jahiliyah artinya Rasulullah ingin menjelaskan bahwa anak angkat tidak sama dengan anak kandung seperti halnya Zaid bin haritsah yang sebelumnya turun ayat Alquran
telah diangkat sebagai anak oleh Beliau Allah subhanahu wa ta'ala berfirman panggillah mereka yaitu anak-anak angkat itu dengan memakai nama bapak-bapak mereka itulah yang lebih adil pada sisi Allah dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka Maka panggillah mereka sebagai saudara-saudara seagama dan maula-mulamu Alquran surah al-ahzab ayat 5 karena itu seseorang tidak berhak mengakui hubungan darah dan meminta hak waris dari orang tua angkat atau bukan kandung Karena itulah Rasulullah menikahi Saidah Zainab setelah bercerai dengan Said yang sudah dianggap oleh orang banyak sebagai anak Nabi Muhammad Allah telah menurunkan wahyu agar Zaid menceraikan istrinya kemudian dinikahi oleh rasulullah pada mulanya Rasulullah tidak memperhatikan perintah tersebut bahkan meminta Said mempertahankan istrinya Allah memberikan peringatan sekali lagi dalam ayat dan ingatlah ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu juga telah memberi nikmat kepadanya tahanlah terus istrimu dan
bertakwalah kepada Allah sedang kamu menyembunyikan dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya dan kamu takut kepada manusia sedang Allah lah yang lebih berhak untuk kamu takuti maka tatkala Said telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya yaitu menceraikannya kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk mengawini istri-istri anak-anak angkat mereka apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluan daripada istrinya dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi Alquran surah al-ahzab ayat 37 ayat di atas merupakan perintah Allah agar Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam menikahi Saidah Zainab dengan tujuan meluruskan pemahaman keliru tentang kedudukan anak angkat Saidah Zainab binti jasi menjadi Ummul Mukminin Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengutus seseorang untuk mengabari Saidah Zaenab tentang perintah Allah tersebut betapa gembiranya hati Saidah Zaenab mendengar berita tersebut dan pesta pernikahan pun segera dilaksanakan serta dihadiri warga Madinah mulai memasuki rumah tangga Rasulullah dengan dasar wahyu Allah dialah satu-satunya istri nabi yang berasal dari kerabat dekatnya Rasulullah tidak perlu meminta izin jika memasuki rumah Saidah Zainab sedangkan kepada istri-istri lainnya beliau selalu meminta izin kebiasaan seperti itu ternyata menimbulkan
kecemburuan di hati istri rasul lainnya orang-orang munafik yang tidak senang dengan perkembangan Islam membesar-besarkan fitnah bahwa Rasulullah telah menikahi istri anaknya sendiri karena itu turunlah ayat yang berbunyi Muhammad itu sekali-kali bukanlah Bapak dari seorang laki-laki diantara kamu Tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi Alquran surah al-ahzab ayat 40 Saidah Zaina berkata kepada nabi Aku adalah istrimu yang terbesar haknya atasmu aku utusan yang terbaik diantara mereka dan aku pula kerabat paling dekat diantara mereka Allah menikahkanku denganmu atas perintah dari langit dan Jibril yang membawa perintah tersebut Aku adalah anak Bibimu engkau tidak memiliki hubungan kerabat dengan mereka seperti halnya denganku sangat mencintai Rasulullah dan merasakan hidupnya sangat bahagia akan tetapi dia sangat Pencemburu terhadap istri rasul yang lainnya sehingga Rasulullah pernah tidak akur bersamanya selama dua atau tiga bulan sebagai hukuman atas perkataannya yang menyakitkan hati Saidah Shafiyah binti huyay bin aktab wanita yahudiyah itu bertangan terampil menyamak kulit dan menjualnya juga mengerjakan kerajinan sulaman dan hasilnya diinfakkan di jalan Allah setelah bercerai dengan Said Rasulullah kemudian memerintahkan Zaid untuk melamar
Saidah Zaenab untuk dirinya maka pernikahan atas perintah Allah itu pun berlangsung dengan pemberian sedekah dari Rasulullah kepada Zainab sebesar 400 dirham dalam aktivitas sehari-hari Saidah Zaenab merupakan seorang yang pandai dalam memproduksi sesuatu seperti menyamak kulit atau melakukan produksi di bidang kerajinan tangan dari hasil produksi tangannya beliau mendapatkan rezeki dan kemudian kerap menyisihkan rezekinya tersebut kepada fakir miskin pada masa pemerintahan Sayyidina Umar Bin Khattab misalnya saidah-saina binti jasi mendapatkan jatah dari Baitul maal yang dikelola oleh pemerintahan Khalifah Umar namun tak seperti kebanyakan manusia pada umumnya Saida Zainab rupanya memiliki sikap zuhud dari harta dan kerap menjadikan hartanya sebagai ladang amal untuk berbagi sikap Dermawan dari Saidah Zainab ini juga kerap diceritakan oleh para kerabat dan perempuan yang ada di sekelilingnya barzah binti Raffi bercerita ketika jatah pembagian harta keluar Sayyidina Umar mengirimkan harta tersebut kepada Saidah Zainab binti
jasi yang menjadi haknya namun beliau justru mengira bahwa istri-istri Rasulullah yang lain lah yang berhak menerima harta tersebut Namun demikian para Utusan Sayyidina Umar Bin Khattab tetap memaksanya untuk mengambil harta yang merupakan haknya tersebut akhirnya Saidah Zaina mengambil saya cari kain dan mengantongi harta miliknya itu dan memberikannya kepada barsah binti Rafi sekantung Dirham beliau kemudian memerintahkan barzah binti Raffi untuk membagikan harta tersebut kepada para kerabatnya anak-anak yatim serta kalangan duafa yang ada di sekitar wilayah tempat tinggalnya tak hanya harta untuk kaum duafa dan anak-anak yatim barsah binti Rafi pun tak luput dari pemberian harta milik Saidah Zaenab sikap Darmawan Saidah Zaenab yang enggan menerima hak dari harta hasil jerih payahnya ini pun didengar oleh Khalifah Umar Bin Khattab dan beliau mendoakannya Tak hanya itu saking darmawannya Saidah Zaenab binti jasi semasa hidup Rasulullah memberikan julukan bagi istrinya itu sebagai orang yang panjang tangan artinya tangan dan hatinya sangat mudah tergerak untuk memberi Saidah Zainab binti jasi wafat di Madinah saat usia 53 Tahun beliau merupakan istri rasulullah yang paling pertama wafat setelah wafatnya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam mendatangkan pujian dari berbagai kalangan Bahkan tak tanggung-tanggung deretan istri Nabi pun tak segan memuji kedermawanan wanita tersebut berkat
kedermawanannya tak sedikit kalangan kaum miskin anak yatim dan duafa yang merasa terbantu dan tertolong atas uluran tangannya sikap dan teladan yang diberikan dari beliau masih sangat relevan ditiru bagi umat muslim masa kini bahwa kekayaan yang Allah berikan pada setiap hamba sejatinya adalah sebuah titipan dan juga ladang untuk terus memupuk amal dan keimanan demikianlah kisah Saidah Zainab binti jasi Semoga kita banyak mengambil pelajaran Terima kasih sudah membaca artikel ini jangan lupa share yaang lain yah wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Posting Komentar untuk "Cerita Istri Nabi Zainab Binti Jahsy Yang Panjang Tangan"